Posted by : Isnaini Ahmadi
Selasa, 07 Oktober 2014
Ini adalah topik yang membuat saya bergairah. Awal kecintaan saya pada
sejarah pembentukan bumi muncul setelah saya membaca buku H.G Wells A Short Story Of The World. Buku seharga
Rp20.000 tersebut memberikan saya konsep tentang bumi dan kehidupan; Semuanya
berjalan secara kontinyu.
1.Pembentukan Chondrules (butiran dalam Chondrite – batu meteor non-logam) pada nebula matahari (2)
3. Pembentukan bumi
Teori pembentukan planet yang banyak diterima adalah hipotesis planetesimal. Hipotesis ini menyatakan bahwa planet terbentuk dari debu kosmik yang bertumbukan dan menyatu menjadi bentuk yang lebih besar. Ketika mencapai ukuran diameter kurang-lebih 1 km, mereka dapat saling menarik satu sama lain melalui gravitasi hingga menjadi protoplanet (protobumi) seukuran bulan.
Energi kalor hasil dari tumbukan dan peluruhan radioaktif memanaskan bagian dalam protobumi dan melelehkan materi di dalamnya. Lelehan logam berat menyatu dan tenggelam menuju inti dan lelehan yang lebih ringan naik ke permukaan. Sisa mineral menumpuk dalam mantel lalu mengeras menjadi kerak. Ukuran bumi yang berdiameter 12.000 km menghasilkan gravitasi yang cukup kuat untuk membuat bumi berukuran bulat. Momen inersia bumi terbesar terdapat pada ekuator. Semakin besar momen inersia, semakin kuat “tolakan” untuk melawan gravitasi. Itu sebabnya bumi tidak bulat sepenuhnya, melainkan benjol pada bagian ekuator.
Energi kalor hasil dari tumbukan dan peluruhan radioaktif memanaskan bagian dalam protobumi dan melelehkan materi di dalamnya. Lelehan logam berat menyatu dan tenggelam menuju inti dan lelehan yang lebih ringan naik ke permukaan. Sisa mineral menumpuk dalam mantel lalu mengeras menjadi kerak. Ukuran bumi yang berdiameter 12.000 km menghasilkan gravitasi yang cukup kuat untuk membuat bumi berukuran bulat. Momen inersia bumi terbesar terdapat pada ekuator. Semakin besar momen inersia, semakin kuat “tolakan” untuk melawan gravitasi. Itu sebabnya bumi tidak bulat sepenuhnya, melainkan benjol pada bagian ekuator.
Ada
banyak teori pembentukan bulan, namun yang paling banyak digunakan adalah teori
Giant Impact (tubrukan dahsyat). Teori ini menyebutkan bahwa planetoid (benda
seperti planet) menumbuk bumi hingga material bumi terpental ke luar angkasa.
Kepingan material tersebut, seperti pembentukan bumi, menyatu dan membentuk
bulan. Bulan yang terikat gravitasi bumi mengorbit bumi (tidal locking).
Chondrite yang bertebaran di tata surya berjatuhan ke bumi menyebabkan
hujan meteor dahsyat yang disebut Heavy Late Bombardment. Diperkirakan,
chondrite ini yang membawa materi yang tidak ada di bumi, seperti uap air, mineral
silikat, kalsium, alumunium, magnesium, dan khlor. Hujan meteor ini berlangsung
selama ±300.000 tahun!
Efek dari
Heavy Late Bombardment, komposisi atmofer bumi adalah karbon dioksida, uap air,
metana, dan ammonia. Karbon dioksida dan metana adalah gas rumah kaca. Sifat
keduanya yang menyerap sinar infra merah dari matahari menyebabkan suhu di bumi
meningkat. Selain itu, bumi belum memiliki oksigen untuk membentuk lapisan ozon
sebagai penangkal radiasi ultraviolet dari matahari.
Tanah
tempat kita berpijak adalah bagian dari kerak bumi. Kerak bumi berbentuk padat
dengan tebal 20-70 km – hanya 1% dari volume bumi. Sedangkan dibawahnya terdapat
mantel bumi berbentuk cairan dengan tebal 2900 km – 84% volume bumi! Jadi, tak
heran lempeng bumi selalu bergerak seperti perahu di lautan.
Benua super
pertama diperkirakan muncul adalah Vaalbara. Berikut adalah perubahan benua:
Vaalbara -> Kenorland -> Rodinia -> Pannotia
-> Laurasia dan Gondwana -> Pangea -> bentuk benua seperti saat ini.
Telah disebutkan di awal, atmosfer bumi terdiri sebagian besar dari karbon
dioksida, uap air, metana, dan ammonia. Kesemuanya bereaksi dengan bantuan energi
petir (lompatan elektron) dan radiasi ultraviolet membentuk asam amino yang tak
lain adalah penyusun protein. Protein sendiri adalah penyusun utama makhluk
hidup. (Percobaan Miller-Urrey).
Makhluk hidup pertama di bumi adalah makhluk hidup monoseluler (prokariotik); Salah satunya Cyanobacteria (alga hijau-Biru).
Bakteri anaerob (tak memerlukan oksigen dalam bernapas ) ini cocok dengan
kondisi bumi saat itu yang hampa oksigen. Lebih dari itu, cyanobacteria
mengonsumsi karbon dioksida dan air untuk menghasilkan oksigen.
Produksi
oksigen besar-besaran oleh bakteri selama 1.100 juta tahun menyebabkan
peningkatan oksigen di bumi secara signifikan. Hasilnya, makhluk hidup yang
sebagian besar adalah anaerob keracunan oksigen. Kepunahan masal makhluk hidup
anaerob terjadi. Hingga muncul makhluk hidup dengan mitokondria yang bernapas
secara aerob.
Dinamakan bola
salju karena diperkirakan bumi tertutup salju seluruhnya. Salah satu pemicunya
adalah oksigenasi besar-besaran oleh Cyanobakteri tadi. Oksigen (O2)
terakumulasi di atmosfer dan dengan bantuan radiasi sinar ultraviolet,
membentuk lapisan ozon (O3) yang menangkal sinar ultraviolet itu
sendiri memasuki bumi. Karbon dioksida berkurang karena digunakan oleh bakteri.
Selain itu, debu erupsi gunung berapi menghalangi sinar matahari yang dating ke
bumi. Akumulasi dari semuanya menyebabkan merosotnya suhu bumi hingga membuat
bumi diselimuti salju – snowball earth.
Walaupun kali
ini saya ingin fokus pada pembentukan bumi saja, tapi saya tak tahan untuk menjelaskan
periode yang pasti menarik bagi kalian – periode Jurassic.
230 juta tahun
setelah snowball earth, iklim bumi mulai stabil. Makhluk hidup yang semula
hanya sederhana, uniseluler prokartiotik, berkembang menjadi lebih kompleks
menghasilkan makhluk hidup multiseluler eukariotik. H. G. Wells membagi periode
makhluk hidup menjadi tiga zaman: Zaman ikan (pisces), zaman reptile, dan zaman
mamalia.
Zaman ikan
berlangsung saat permukaan bumi dipenuhi air (pasca Heavy Late Bombardment, uap
air berakumulasi di udara membentuk awan mendung dan hujan tak henti). Saat
muncul daratan, makhluk hidup beradaptasi – dan selalu beradaptasi, mencoba
hidup di darat. Percobaan pertama ikan untuk hidup di darat menghasilkan
amfibi. Kemudian amfibi benar-benar meninggalkan air dan menjadi reptile. Dominasi
reptil inilah penanda dimulainya periode Jurassic.
Seperti yang
kita ketahui, kepunahan dinosaurus disebabkan oleh hujan meteor. Itu benar.
Salah satu hasil tumbukan meteor di zaman ini menghasilkan kawah selebar 170 km
di Chicxulub, Yukatan, Meksiko. Dampak lain dari hujan meteor
ini adalah global warming PETM dimana konsentrasi CO2 di udara mencapai 2000
ppm! (saat ini saja hanya 397 ppm).
Hujan meteor menyisakan reptil kecil yang mampu bertahan hidup. Ketiadaan reptil raksasa berarti bertambah ruang tersedia dan berkuarang saingan, sehingga mamalia mendominasu daratan.
Bagi yang ingin tahu lebih detail, silahkan kunjungi sejarah pembentukan bumi (2).
Semoga bermanfaat.
Referensi:
http://en.wikipedia.org/wiki/Planetesimal
http://www.scientificpsychic.com/etc/timeline/timeline.html
http://math.ucr.edu/home/baez/earth.html
http://www.mnh.si.edu/earth/text/5_1_4_0.html